Selamat Datang di Zona Persaudaraan : Mari kita jemput CAHAYA dengan CAHAYA. KAYA dunia akhirat,mau?

Senin, 12 Januari 2009

Buku Indahnya Berbisnis dengan Tuhan : Indahnya Cinta dan Rahasia Ilahi


Buku Indahnya Berbisnis dengan Tuhan : Indahnya Cinta dan Rahasia Ilahi

Anda Ingin Peluang Bisnis Hebat?Anda ingin selalu UNTUNG? Anda Ingin Tahu Langkah Jitu Kaya Dunia Akhirat? klik disini aja!Oke

Buku LarisKisah NyataCara Kaya Dunia AkhiratKeajaiban AllahPeluang BisnisKeajaiban CintaPKSIkhwanululmuslimin

Duapuluh tahun yang lalu, tepatnya tahun 1986 Penulis berhenti sekolah dasar, karena tidak ada biaya. Satu tahun kemudian merantau ke Jakarta, dengan terlebih dahulu menjadi kuli panggul singkong untuk ongkos perjalanannya. Lalu berjalan kaki sejauh 25 km di jalan setapak yang curam dan licin untuk mencapai jalan aspal, karena tidak cukup uang untuk naik ojek. Walau usia penulis baru sepuluh tahun, namun harumnya aroma Jakarta membuat jalan jauh menjadi sangat dekat. “Jakarta mah hebaat, loba hiburan jeng loba duit. Pokonamah genah jeng rame“. Demikian promosi sepupu penulis, yang sudah dua tahun merantau di Jakarta.

Tapi apa kenyataannya, sungguh Jakarta sangat beda dengan bayangan penulis. Sampai di kota metropolitan, penulis menjadi kernet jahit. Setiap malam, tidur beralaskan bahan levis dan terkadang tidur di atas mesin obras. Ruangannya sangat sempit, bau, panas dan pengap. Namun apalah daya, keadaan memaksa untuk tetap bertahan. Lalu, tiga bulan kemudian takdir mengantarkan penulis ke Panti Asuhan. Tempat bernaung anak-anak yang dianggap sebagian orang kelas rendahan. Enam tahun lamanya penulis menjalani takdir di Asrama yatim. Selama itu pula mendapatkan suka duka kehidupan yang sangat berliku. Subhanallah, walhamdulillah, walaailaha ilallah.

“Hidup ini bukanlah suatu jalan
yang datar dan ditaburi bunga,
melainkan adakalanya disirami
air mata dan juga darah”.
(Prof. Buya HAMKA)

Perjalanan takdir kehidupan terus berjalan. Ujian semakin terasa berat. Ayah penulis sakit reumatik kronis dan TBC berat. Sungguh penulis sangat sedih karena tidak mampu membiayainya di Rumah Sakit. Tiga tahun kemudian ayah meninggal dunia dalam usia sangat muda (43 tahun). Ayah wafat meninggalkan empat anak yang masih bersekolah. Akhirnya semua tanggung jawab ayah berpindah ke pundak penulis sebagai anak laki-laki tertua. Sungguh, cobaan dan ujian ini kadang terasa sangat berat. Pada saat itu penulis belum tahu bahwa ujian dalam perjalanan takdir itu akan menjadi pintu karunia terbesar dalam hidup ini. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hadid (57) : 22)
Perjalanan takdir terus melaju menuju terminalnya. Walau terasa sangat berat dengan kerikil dan duri kehidupan. Namun tiada sungai yang tidak berhulu. Penulis sangat yakin dengan janji Allah “Bahwa setelah kesusahan pasti ada kemudahan dan bersama kesusahan pasti disertai kemudahan yang lain”. (QS.Al-Insyiroh (94):5-8). Janji Allah ini benar-benar telah penulis temukan dan rasakan dalam banyak kenikmatan hidup. Salah satunya adalah hadirnya buku ini ke hadapan pembaca sekalian. Sungguh ini merupakan anugerah yang sangat besar, yang Allah berikan kepada penulis dan Anda semua.

Inspirasi buku ini sesungguhnya, berawal dari kisah unik dalam perjalan takdir ini. Baik yang penulis rasakan atau temukan dalam kehidupan orang-orang soleh. Cerahnya kehidupan penulis diawali dari pahitnya takdir menjadi penjual sayur, yang setiap sore berkeliling pelosok Kampung Jampang Sukabumi, pada usia sembilan tahun. Lalu sepuluh tahun kemudian penulis dianugerahi untuk keliling ke negara-negara ASEAN dan Timur Tengah.

Perjalanan ini bermula dari kehidupan Penulis di panti asuhan Annajah Jakarta. Alhamdulillah walau anak kampung yang sangat udik, tetapi atas bimbingan guru, do’a dan anugerah Allah, penulis selalu berada di ranking tiga besar di sekolah Darunnajah. Ternyata hidup di panti asuhan tidak menjadi kendala untuk bangkit dan menjemput prestasi. Sehingga pada tahun 1993 penulis dapat meraih tiket beasiswa ke Negara Kuwait. Terpilih menjadi salah satu duta dari enam pelajar Indonesia yang dikirim ke negeri Petro Dollar.

Sungguh perjalanan takdir yang kadang terasa manis, tapi terkadang juga terasa sangat pahit. Namun penulis dan Anda semua insya Allah sangat siap dan ridho menghadapi apapun takdir yang diberikan-Nya. Karena segala apapun tidak akan pernah terjadi kecuali atas izin Allah SWT yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, Maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah Maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Faathir 35:2)

Atas izin-Nya, diusia 19 tahun penulis dianugerahi kesempatan keliling negara-negara ASEAN. Tujuan utamanya adalah untuk mengadakan seminar, kemping dan bertemu dengan tokoh, ulama, sahabat, dan orang-orang soleh. Dalam perjalanan ini penulis bertemu dengan Dr. Abu Urwah, penulis buku terkemuka, sekaligus pimpinan Jama’ah Islah Malaysia (JIM). Ia adalah tokoh oposisi dan reformasi paling vokal menyuarakan keadilan dan kebenaran. Ia sudah berkali-kali dijebloskan ke penjara karena dianggap subersive namun tetap sabar dan istikomah dalam membela keadilan dan hak-hak demokrasi rakyat malaysia. Berkat kegigihannya, saat ini Abu Urwah bersama putri Dr. Anwar Ibrahim terpilih untuk berjuang di kursi Parlemen Malaysia.

Penulis sangat senang dapat bertemu dan berdiskusi dengannya. “Dunia ini membutuhkan para pemuda dan pemimpin yang bukan hanya soleh untuk dirinya, namun mereka yang soleh untuk orang lain, cerdas, dan berani melawan kedzoliman”.Tuturnya sambil menepuk pundak penulis. “Pemimpin dunia saat ini sudah berada dalam pengaruh kekuasaan Yahudi laknatullah, maka mudah-mudahan Anda termasuk mujadid untuk mampu menyelamatkan dan mensejahterakan ummat”. Tambahnya semangat dan penuh harap.

“Seorang pemimpin adalah seseorang yang melihat lebih banyak
dari pada yang dilihat orang lain, yang melihat lebih jauh dari pada yang dilihat orang lain, dan yang melihat sebelum yang lainnya melihat.” Levoy Eims, Penulis buku Be The Leader You Were Meant To Be.


Sungguh indah dunia ini jika memiliki banyak tokoh reformis dan pemimpin yang berani dan gigih membela keadilan seperti beliau. Perjalanan terus berlanjut sampai ke Kuala Lumpur, Al-hamdulillah di kota ini Penulis bertemu dengan salah satu pimpinan Bank Islam Malaysia (BIM). Ia mengisahkan bahwa berdirinya BIM ini penuh dengan perjuangan dan tantangan yang sangat besar, baik hambatan dari kalangan Muslim atau non Muslim, baik instansi pemerintahan ataupun non pemerintahan. Bank dengan sistem bagi hasil ini semula sangat diragukan banyak orang akan kemampuannya. Namun, waktu membuktikan, kalau bank ini kini menjadi bank tercepat perkembangannya dan terbaik dalam berbagi keuntungannya. Perjalanan tersebut juga menambah keyakinan Penulis, bahwa siapapun yang komitmen dengan syariah, Allah akan memberikan pertolongan dan keuntungan, baik di dunia serta akhiratnya.

Di Fathani Thailand, penulis dipertemukan dengan Ust.Hasyim. Pria jebolan Kuwait ini dikenal sebagai pemuda yang cerdas, soleh dan aktif memperjuangkan hak-hak Muslim Fathani. Selama ini kebebasan mereka dipasung oleh kerajaan Thailand. Penulis dijemput di terminal Bus Fathani, lalu dibawa kerumahnya. Di rumah beliaulah penulis disuguhkan durian paling legit dan paling nikmat sepanjang ingatan penulis. Dan di rumah ini pula penulis sangat terkejut mendengar kisah akan penderitaan dan pembantaian yang dirasakan Muslim Fathani. Maklum beritanya tidak pernah terekspos media Internasional. Selama ratusan tahun terjadi perampasan hak-hak kebebasan beragama. Ribuan syuhada telah mengharumkan bumi Fathani. Namun sampai sat ini penduduk Fathani yang moyoritas Muslim ini kadang dipaksa untuk mengikuti aturan, budaya bahkan keyakinan agama Budha. Sampai hari ini Penulis hanya mampu berdo’a semoga di bumi Allah ini lahir para pemimpin muda, cerdas, soleh dan berani yang akan mengakhiri penderiatan Muslim Fathani.

Pada tahun 2003 penulis mengadakan perjalanan kembali ke Brunei Darussalam bersama Prof.Dr.Al-Haafidz Ahmad Al-Jazairy, dosen Ulumul Qur’an Kuwait University. Di Kota Sri Begawan penulis bertemu dengan Prof.Dr. Abdurrahman R.A. Haqqi, Rektor Universitas Brunei Darussalam. Dalam perbincangan dan perjalanan ini, penulis menemukan berbagai keanehan di negeri yang menganut kerajaan ini. Brunei yang berpenduduk tidak lebih dari satu juta jiwa ini, berada dalam kehidupan yang jauh dari bayangan penulis. Ternyata tidak sedikit jumlah pegangguran. Pusat ekonomi dan bisnis banyak dikuasai oleh orang asing. Rumah-rumah mewah mayoritas hanya dimiliki oleh mereka yang sangat dekat dengan kerajaan. Walaupun pendudukanya tidak semiskin Indonesia, namun dengan sumber daya alam Brunei saat ini, harusnya mereka sudah sangat kaya raya dan sudah mampu menjadi kontributor dan donatur dunia Islam. Tapi entah apa yang terjadi?

Penulis merenung lama, bahkan sangat lama pada saat selesai shalat jum’at di Masjid Agung Sultan Bolkiah. Tadi seorang khotib terdengar memuji-muji raja begitu luar biasanya, setelah mereka memuji Allah SWT. Beberapa hari kemudian penulis baru mengetahui bahwa setiap teks khutbah jum’at di Brunei sudah ditentukan dan ditulis oleh kerajaan. “Subhanallah, seperti zaman orde baru saja” fikirku.

Sesungguhnya, masih banyak lagi yang menginspirasi buku ini. Dan kisah perjalanan takdir ini juga sangat dipengaruhi oleh lamanya persahabatan penulis dengan pelajar internasional dan guru serta ulama di Qurtubah Kuwait. Penulis masih teringat dan terbayang dengan wajah ceria teman-teman yang pernah satu kamar. Mereka adalah Islam Karimove dari Rusia, Umar Bigovice dari Bosnia, Abdul Azis Yonoo dari Thailand, Khairuddin dari Pilipina, Fhation dari Al-Bania, Muchtar dari Maurusius, Mohammad Dzorif dari Singapura, Nirsyad dari Uzbekistan, Abdul Basyir dari Negeria, dll. Mereka adalah sahabat penulis yang cerdas, santun, religious dan peduli. Mereka telah banyak memberikan kontribusi positif kepada perjalanan takdir penulis. Semoga Allah menjadikan mereka pemimpin yang sukses dan mampu mengantarkan ummat dan negaranya menuju kehidupan yang lebih adil, aman, sejahtera dan diridhoi Allah SWT.

Sungguh beruntung mantan tukang kuli panggul singkong ini, karena bisa bertemu dan bersahabat dengan kontributor ummat di belahan dunia. Nikmat lain yang selalu berkesan dalam hidup ini adalah ketika penulis dipertemukan Allah dengan ulama dan panglima mujahid Afghanistan. Ia bernama syeikh Abdurrozak. Sosok lelaki yang tangguh dan sabar dalam mengusir dan mengahancurkan penjajah Uni Soviet selama 9 tahun. Ia seorang ulama alumni sebuah Universitas terkenal di Mesir. Ia hafal 30 juz Al-Qur’an dengan baik. Padahal, jalan kehidupannya dulu begitu berliku! Dimasa muda, ia ketua geng Mafia. Namun, kemudian ia disadarkan oleh seorang hafizah siswi Al-Azhar yang akan diperkosanya semasa ia jahil.

Ajaibnya, 9 tahun kemudian Allah mentakdirkan wanita yang akan ia perkosa itu menjadi istri yang kini sangat dicintainya. Padahal, prosesnya bukan ia yang mencari calon itu, tapi orang lain. Kisah ini, menjadikan Penulis bertambah yakin akan nyatanya hidayah dan pertolongan Allah SWT. Pertolongan Allah akan diberikan kepada siapa saja dan di mana saja. Karena Allah benar-benar sangat berkuasa menganugerahkan karunia apa pun sesuai dengan kehendak-Nya.

“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka), (Q.S.At-Taubah 9:59)



Maha suci Allah yang Maha Kaya Raya dan Maha Kuasa.Setelah enam tahun penulis menikmati beasiswa di negara Petro dollar Kuwait, tahun 1998 penulis mendapat dana beasiswa belajar di FISIP Hubungan Internasional di Jakarta. Lalu tahun 2004 menjadi Direktur Utama di sebuah perusahaan swasta nasional.

”Carilah sahabat
untuk menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu dalam manisnya persahabatan.
Biarkanlah ada tawa ria dan berbagi kegembiraan. Kerana dalam tetesan butir embun pagi,
hati manusia menemui fajar dan
ghairah segar kehidupan”.
(Khalil Gibran)

Dua tahun kemudian penulis bertemu dengan mantan pemulung yang mampu menjadi miliyarder dalam tiga tahun. Ia akhirnya menjadi sahabat karib dan menjadi salah satu inspirator terbesar untuk menulis buku yang ada dalam genggaman pembaca sekalian. Tentunya, kisah dan kiat sukses mantan pemulung dalam buku ini akan menjadi energi positif bagi kita untuk bangkit, bergerak, dan beramal menjadi manusia yang lebih optimis, bermanfaat dan lebih bermartabat.
Sungguh, pertemuan demi pertemuan dengan orang-orang sholeh membuat hati ini semakin yakin, bahwa yang mampu mengangkat The Secret (rahasia) dalam hidup ini bukan hanya orang lain, tapi siapapun Anda, akan mampu membuka tabir rahasia hidup dan keajaiban Allah SWT. Dan sangat berpeluang mendapatkan kehidupan yang indah, bekah dan penuh bahagia.

Subhaanallah wal-hamdulillah atas karunia-Nya ini, penulis selalu meyakini bahwa di dunia ini tidak ada yang mustahil. Walau Penulis sadar bahwa takdir kesuksesan dan kebahagiaan tidak akan dapat diraih dengan gratis. Tetapi semuanya harus dibayar dengan berbisnis dengan Tuhan dan untuk Tuhan. Disertai dengan tekad yang bulat, niat yang ikhlas, usaha yang maksimal dan keberanian mengambil resiko.

Penulis bersyukur dengan keajaiban dan anugerah Allah, yang selalu menyertai setiap langkah takdir kita. Walau kadang di hati kecil ini masih tersirat pertanyaan “Mengapa harus penulis yang dianugerahi nikmat besar ini?”. Seorang “Wong nDeso”, anak petani miskin dari Kampung mariuk, Jampang, Sukabumi yang masih jauh dari peradaban modern? Namun inilah indahnya rahasia dan cinta Ilahi itu. Anda semua tidak pernah mengetahui rahasia-rahasia Allah yang akan terjadi kepada kita. Maka awalilah hidup ini dengan penuh harapan. Siapkan pikiran, tenaga, hati dan semua potensi untuk menyongsong perubahan dan takdir hari esok yang lebih baik. Penulis sangat yakin Anda adalah orang sangat mampu untuk hidup lebih sukes dari keadaan Anda sekarang. Hal ini senada dengan yang dikatakan Vincent Van Gogh “Great things are not something accidental, but must certainly be willed,” (Kesuksesan besar tidak terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan hasrat yang benar-benar diingini).

Semoga rahasia dan keajaiban Allah yang telah penulis temukan dan rasakan, akan menjadi inspirasi jitu untuk kehidupan Anda, ummat dan bangsa, menuju takdir yang lebih baik dan penuh makna. Maka segeralah berbisnis dengan Tuhan. Jika Anda yakin, terus belajar, bergerak, berbuat, sabar, dan pantang menyerah, Insya Allah segalanya akan menjadi sangat MUNGKIN !!!

“Apabila Dia (Allah) menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Kun Fayajun ; Jadilah!” Maka terjadilah ia. Maka Maha suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.(Q.S. Yaasiin 36: 82-83)

Buku Indahnya Berbisnis dengan Tuhan : Indahnya Cinta dan Rahasia Ilahi

Anda Ingin Kaya dunia Akhirat?Anda ingin selalu UNTUNG? Anda Ingin Tahu Langkah Jitu Kaya Dunia Akhirat? klik disini aja!Oke

Buku LarisKisah NyataCara Kaya Dunia AkhiratKeajaiban AllahPeluang BisnisKeajaiban CintaPKSIkhwanululmuslimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar